Pages

Subscribe:

Kamis, 22 September 2011


Momentum Pengelolaan Klub Profesional


Berkaca dari kepergian Eka Ramdani, sudah saatnya manajemen Persib mulai lebih profesional dalam mengelola klub. Ada tiga hal yang dapat dipelajari dari kepergian Eka: durasi kontrak, pembentukan skuad, dan pemenuhan hak pemain.


Durasi kontrak pemain yang selama ini selalu hanya berdurasi setahun terbukti telah merugikan Persib karena memungkinkan pemain andalannya pergi dengan gratis setelah semusim kompetisi berlalu. Perjanjian lisan, ikatan rasa kedaerahan, suasana kekeluargaan, bahkan ban kapten sekali pun terbukti tidak menjamin seorang pemain untuk selalu menjadikan Persib prioritas pertama ketika kontraknya habis. Sudah saatnya Persib memberikan kontrak pemain dengan durasi jangka panjang kepada para pemainnya, minimal 2-3 tahun untuk pemain senior, dan 3-4 tahun untuk pemain muda potensial.
Pemberian kontrak jangka panjang akan menjaga kestabilan skuad karena pemainnya relatif tidak berubah banyak dari tahun ke tahun. Selain itu, jika ada klub yang mau menggaet pemain Persib maka Persib bisa menahan sang pemain, atau melepasnya dengan harga transfer yang sepadan. Jika ada pemain yang performanya tidak memuaskan dan Persib ingin melepasnya, maka tinggal memutus kontrak sang pemain dengan tetap menunaikan hak-hak si pemain. Tidak lupa, setiap pemain yang hendak dipertahankan kontraknya harus diperbarui maksimal setahun sebelum kontraknya habis.
Pembentukan skuad juga harus diperhatikan oleh manajemen. Di satu sisi, manajemen harus bergerak cepat setiap tahun untuk mengumpulkan pemain-pemain terbaik tanah air sesuai dengan permintaan pelatih, dan bukan semata berdasarkan nama besar atau pemain kesukaan manajemen. Kedatangan pemain-pemain terbaik akan menarik minat banyak pemain lain yang memiliki ambisi juara untuk bergabung dengan Persib.
Di sisi lain, manajemen juga harus berhati-hati dalam merombak skuad yang telah ada. Kepergian pemain yang bagus dapat menjadi penyebab hilangnya keinginan tinggal pemain yang lain. Contoh beberapa musim lalu ketika Persib diperkuat kapten tim olimpiade Kamerun, Cristian Bekamenga. Di paruh pertama musim Bekamenga tampil luar biasa, tapi di paruh kedua, sejak kompatriot senegaranya Nyeck Nyobe dilepas Persib dia menjadi tidak kerasan dan performanya menurun. Contoh yang lebih anyar tentu saja adalah kepergian Eka, yang konon salah satunya alasannya adalah karena ingin bermain bersama Gonzales sehingga Eka menyusul Gonzales hijrah ke Persisam.
Manajemen tidak boleh terus larut dalam lamunan bahwa Persib adalah klub besar dan dengan sendirinya akan menarik pemain-pemain besar. Sudah saatnya kita memandang Persib dengan lebih realistis, bahwa Persib adalah klub sepakbola biasa yang sudah 16 tahun tidak pernah juara. Para pemain terbaik hanya akan mau bermain di Persib jika manajemen Persib menunjukkan ambisi luar biasa untuk menjadi juara, yang salah satunya ditunjukkan dengan adanya pemain-pemain berkelas dalam skuad. Dengan pandangan yang lebih membumi, mudah-mudahan melecut manajemen untuk lebih sigap dalam membentuk dan mempertahankan skuad yang solid.
Terakhir, faktor lain yang juga tak boleh lupa diperhatikan adalah pemenuhan hak pemain (gaji dan bonus) tepat waktu. Memang beberapa musim ini jarang terdengar masalah Persib terhambat dalam memenuhi hak pemain, meski musim lalu sempat terdengar selentingan bahwa pembayaran gaji pemain sempat terlambat. Prestasi ini harus terus dipertahankan, agar semakin banyak pemain bagus yang tertarik bermain di Persib.
Akhirnya, kepergian Eka semestinya dapat membuka mata manajemen untuk berbenah dan meningkatkan kinerjanya. Inilah momentum yang tepat bagi Persib untuk tumbuh menjadi semakin professional.

Jayalah selalu Persibku !

  • www.simamaung.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar